Ada banyak laporan mengenai Marie dan Pierre Curie dan tidak ada keraguan bahwa kedua ahli fisika tersebut hidupnya sangat menarik, unik. Marie Sklodowska, begitulah namanya sebelum ia menikah, lahir di Warsawa pada 7 November 1867. Ketika berusia 24 tahun, ia pergi ke Paris untuk belajar Fisika dan Matematika. Ketika disana, ia bertemu Pierre Curie, yang berusia 35 tahun, 8 tahun lebih tua dari Marie. Ia (Pierre) adalah ahli fisika yang dikenal secara internasional dan sangat serius yang berdedikasi menghabiskan hidupnya mengerjakan pekerjaan ilmu pengetahuan. Mereka menikah pada bulan Juli 1895 dan mulai bekerja bersama-sama pada berbagai experimen ilmu pengetahuan.

 

Salah satu pengamatan awal mereka adalah bahwa thorium memancarkan sinar yang sama seperti uranium. Mereka juga mengamati bahwa ada beberapa reaksi yang datang dari material yang mengandung bismuth dan barium. Ketika Marie mengambil sejumlah kecil bismuth, meninggalkan sisa dengan aktivitas yang cukup besar. Pada akhir Juni 1898, Curie telah memperoleh sejumlah cukup bahan tersebut dan membuktikannya kira-kira aktivitasnya 300 kali lebih besar daripada uranium.

 

Mereka juga mensarikan bahan dari pitchblende, identik dengan bismuth, yang mereka akui mengandung sebuah logam yang tak pernah diketahui sebelumnya. Ia menyarankan bahwa material baru dengan aktivitas tinggi tersebut dinamakan polonium sesuai dengan negara asal Marie. Pada hari-hari pertama experimen, istilah “radioaktivity” diperkenalkan. Akhirnya, pada tanggal 26 Desember 1898, mereka memperoleh bukti bahwa ada bahan baru aktif yang bereaksi dan berperilaku kimia hampir seperti barium. Mereka menyarankan nama radium digunakan untuk unsur baru tersebut.

 

Untuk memperoleh bukti bahwa unsur tersebut ada, mereka memproduksinya dalam jumlah yang cukup dan menentukan karakteristiknya seperti berat atomnya. Untuk mengerjakan ini, mereka perlu sejumlah besar pitchblende yang darinya radium dapat disarikan. Mereka mampu memperoleh beberapa ton pitchblende dan bekerja laboratorium secara intensif untuk memisahkan radium dari pichblende dimulai. Ia bekerja dalam pondok dengan lantai tanah yang mempunyai sebuah atap gelas dan tidak ada pelindung hujan yang memadai.

 

Pada musim panas, seperti rumah yang panas. Akhirnya, dari beberapa ton pitchblende, mereka mampu mengisolasi satu decigram radium florida hampir murni dan, pada waktu itu, menentukan berat atom radium 225. Mari mempresentasikan pekerjaanya dalam tesis doktoral pada 25 Juni 1903. Sebagai hasil dari penemuan unsur baru tersebut, Marie Curie dianugerahi hadiah Nobel. Ia orang wanita pertama yang menerima anugerah tersebut.

 

Bekerja didekat radium, yang radioaktivitasnya tinggi, dan gas radon, menghasilkan efek samping yang merugikan. Pierre Curie luka dan terbakar jarinya karena memegang tabung gelas kecil berisi  garam radium dan larutan. Ia melakukan tes medis pada dirinya sendiri dengan mengusap cuplikan garam radium pada tangannya sampai 10 jam dan kemudian mengevaluasi hasil paparan, yang kebakar hari demi hari. Setelah beberapa hari, luka masih ada dan Pierre memberi saran bahwa mungkin suatu hari radium dapat digunakan untuk “treatment” kanker.

 

Marie juga mulai mencatat akibat dari paparan radiasi. Jarinya retak dan luka. Pierre dan Marie mulai berpengalaman dengan tanda-tanda kelelahan. Pada waktu itu mereka tidak memiliki pendapat mengenai efek radiasi pada tubuh manusia. Berlawanan dengan yang diperkirakan, Pierre Curie tidak mati karena paparan radiasi yang mengenainya. Ia terbunuh tergilas kereta kuda di Paris pada bulan April 1906. Meninggalkan Marie, yang berusia 38 tahun, dengan 2 anak perempuan berumur 9 dan 2 tahun pada waktu itu. Akhirnya, Marie Curie meninggal karena leukimia pada tanggal 4 Juli 1934.

 

Pekerjaan Curie menandai dimulainya banyak pengembangan yang akhirnya mengantarkan kepada sumber radioaktif terutama yang digunakan pada radiografi industri, yaitu Ir-192 dan Co-60. Komunitas ilmuan banyak berhutang budi kepada Curie untuk pengorbanan mereka, kususnya memperhatikan kerusakan tubuh yang mereka derita akibat terpapari radium.

 

Sebelum Curie mulai bekerja mengisolasi dan mengidentifikasi radium, ilmuan Bequerel menemukan bahwa radiasi tertentu dipancarkan oleh bijih uranium. Penemuan Henry Bequerel tersebut memberikan arah dan semangat bagi Curie untuk memulai bekerja dengan radium. Ilmuan kunci lainnya dari England, Rutherford, adalah salah satu ilmuan yang mengidentifikasi radiasi yang dipancarkan oleh unsur radioaktif tertentu. Ia juga mengembangkan teori bahwa unsur memiliki isotop dan bertanggungjawab atas dikenalinya keberadaan netron.

 

Selanjutnya Villard pada tahun 1900 dapat membuktikan adanya daya tembus sinar- yang kuat pada bijih Uranium hingga dapat menembus timah hitam (Pb) hingga 25 cm. Juga Pillon dan Laborde menerapkan sinar- ini untuk memeriksa logam pada tahun 1903. Banyak pemeriksaan awal yang dilakukan Pullin, yang pada saat itu sumber sinar gamma yang digunakan adalah garam Radium dengan ukuran efektif sekitar 2 mm.

 

Dengan kedatangan reaktor nuklir yang mampu membangkitkan intensitas netron tinggi, kemungkinan membuat isotop buatan menjadi nyata. Iridium 191 dan cobalt 59, kedua unsur tersebut ada di alam dan sangat stabil. Ketika dipapari dengan netron thermal atau netron lambat, masanya menjadi lebih berat satu satuan. Dengan penambahan netron tersebut, Ir-191 menjadi Iridium 192 dan cobalt 59 menjadi cobalt 60. Kedua isotop tersebut adalah tidak stabil sehingga radioaktif. Kunci pengembangan lain sekitar isotop radioaktif meliputi alat yang digunakan untuk membungkus isotop radioaktif dan proyektor atau kamera yang menyimpan isotop, yangmana darinya dapat dioperasikan.